Budidaya Kentang: Pembibitan, Media Tanam, Cara Penanaman, Pemupukan, Penanggulangan Hama, dan Pemanenan Kentang
Kentang adalah tanaman dari famili Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Umbi tersebut merupakan gudang karbohidrat. Kentang kaya akan kandungan vitamin A B, C, karbohidrat, serat, sodium, potasium, fosfor dan zat besi. Kentang menjadi salah satu primadona menu diet karena banyak mengandung karbohidrat tetapi nilai kalorinya lebih kecil dibandingkan nasi. Saat ini kentang menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa.
Jenis kentang untuk di budidaya
Selain itu, sering dijumpai semacam kentang, tetapi tidak termasuk suku Solanum, yaitu kentang hitam atau kentang jawa (Coleus tuberosus Benth). Kentang hitam pertumbuhannya setengah menjalar. Pada ruas-ruas batangnya keluar akar. Daun kentang hitam berdaging (lunak) dan berbau harum bila diremas. Umbi-umbi kentang hitam berkumpul pada batang di bawah tanah seperti layaknya kentang biasa. Sewaktu muda, warna umbi putih dan menjadi hitam setelah tua. Umbi kentang hitam berukuran kecil, berbentuk bulat panjang dan berasa enak, tetapi sedikit getir. Kentang hitam ini banyak ditanam di dataran rendah (tanah latosol seperti di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Cara budidaya kentang
Kentang dapat ditanam di wilayah dengan ketinggian lebih dari 500 m di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi tempat yang paling baik adalah antara 1.000-2.000 m dpl dengan suhu udara sekitar 20° C. Oleh karena itu daerah yang banyak ditanami kentang, diantaranya Ciparas Lembang, Pengalengan, Batu Malang, Tengger, Wonosobo, Tawangmangu, Bukit Tinggi, Kerinci, dan Malino.
Syarat tumbuh penting tanaman kentang adalah tanah gembur, sedikit mengandung pasir, banyak mengandung humus (subur), air tanahnya tidak menggenang (stagnasi), dan pH tanahnya 5-5,5.
Kentang baik ditanam pada akhir musim hujan. Namun dapat pula ditanam pada awal musim hujan asalkan tanaman telah berumur dua bulan atau telah berumbi besar ketika hujan lebat.
1. Cara tanam
Kentang dapat dikembangbiakkan dengan umbi yang diambil dari tanaman sehat. Umbi yang digunakan merupakan umbi yang telah disimpan dalam gudang selama 2-4 bulan sampai bertunas. Umbi dapat langsung ditanam di kebun jika ukuran tunasnya sekitar 2 cm. Cara penanamannya, tanah yang akan ditanam dicangkul terlebih dahulu sedalam 30-40 cm lalu diratakan. Selanjutnya, dibuat alur lurus dengan jarak antar alur 70 cm. Setiap alur dipasang ajir sebagai tempat tanam umbi dengan jarak antar ajir 30 cm. Setiap ajir diletakkan pupuk kandang sebanyak 0.5 kg-0,7 kg. Kebutuhan pupuk kandang kering untuk lahan seluas satu hektar sekitar 30 ton.
Umbi bibit kentang yang akan ditanam diletakkan di lubang tanam yang sudah diberi pupuk kandang. Setelah umbi diletakkan diberikan pupuk buatan di kanan kiri umbi bibit. Pupuk buatan tersebut berupa campuran Urea dan TSP dengan perbandingan 1:1 sebanyak 12g. Lahan seluas satu hektar diperlukan sebanyak 300 kg Urea dan 300 kg TSP Agar diperoleh hasil umbi bibit yang memuaskan diberikan pupuk buatan sebanyak 600 kg/ha dengan perbandingan Urea, TSP, dan KCL 4:3:1. Pupuk buatan tersebut dapat dicampurkan dengan pupuk kandang.
Setelah diberi pupuk buatan, setiap barisan umbi ditutup dengan tanah di kanan kiri barisan sambil dibumbun sehingga membentuk bedengan (guludan). Jarak antar bedengan 70 cm dan lebar selokannya 20-30 cm.
Bibit kentang mulai tumbuh sekitar 10 hari kemudian. Saat tanaman berumur sebulan tanaman didangir dan bedengan ditinggikan lagi. Pembumbunan sangat penting untuk mencegah umbi kentang terkena sinar matahari dan agar terhindar dari serangan ulat Phthorimaea sp. Bila tanaman akan digunakan untuk pembibitan saat berumur 60-80 hari segera dimatikan. Hal itu akan mencegah penyakit daun masuk ke dalam umbi.
2. Pemeliharaan tanaman
Tanaman kentang memerlukan pemeliharaan intensif seperti halnya tomat. Meskipun demikian, di daerah pegunungan, misalnya Lembang, Jawa Barat banyak orang menanam kentang dalam skala besar karena harganya sangat tinggi sehingga menguntungkan. Tanaman kentang sangat peka terhadap kelembapan tanah. Perubahan kelembapan tanah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan umbi tumbuh tidak normal dan bentuk menjadi bercabang-cabang.
Di samping pengaturan ketersediaan air, penting pula diperhatikan cara pemberantasan hama dan penyakit yang sering mengancam tanaman.
Hama yang sering mengancam tanaman kentang umumnya merusak bagian tanaman dan umbinya, di antaranya sebagai berikut.
a. Ulat penggulung daun (Phythonmaga sp.).
Ulat ini sering merusak daun-daun kentang dan tunas umbi terutama di musim kemarau. Pemberantasannya dengan Supracide 0.2-0,3%.
b. Ulat tanah (Agrotis ipsilon).
Jenis ulat ini merusak tanaman dengan memotong batang yang masih muda. Pemberantasannya dengan cara dibunuh. Ulat ini biasanya berada di sekitar batang dalam tanah dan akan keluar dan persembunyiannya pukul 15.00-18.00.
c. Oteng-oteng atau hama plentung (Epilachna sp).
Oteng-oteng dapat merusak daun Cara pemberantasannya dengan menggunakan Kelthane 0,1-0,2%.
d. Orong-orong atau anjing tanah (Cryllotalpa sp.).
Hama ini merusak tanaman dengan cara melubangi umbi-umbi kentang sehingga menurunkan mutunya. Pencegahannya dengan cara mencampurkan tepung Sevin 85 S dengan pupuk kandang yang akan digunakan untuk memupuk.
e. Nematoda Meloidogyne sp.
Jenis nematoda ini menimbulkan penyakit kutil pada umbi kentang yang dapat menurunkan mutunya. Penyakit ini hanya timbul pada tanah berpasir yang pH-nya agak rendah. Pemberantasannya dengan penyemprotan nematisida, misalnya Furadan 3G. Nematisida diberikan bersama pupuk kandang. Pencegahannya dengan menanam varietas yang resisten terhadap nematoda tersebut dan menanam kenikir (Tagestes erectus) di sekitar tanaman kentang.
Jenis penyebab penyakit pada tanaman kentang yang harus diperhatikan di antaranya sebagai benkut.
a. Cendawan.
Cendawan Phytophthora infestans dapat menyebabkan pesakit busuk daun, sedangkan cendawan Alternaria solani dapat menimbulkan penyakit cacar Kedua penyakit tersebut diberantas dengan Antracol 0,2% atau Dithane M-45 0,2%. Cendawan Streptomyces scabies dapat menyebabkan penyakit burik scab. Cendawan ini tidak dapat hidup pada pH tanah kurang dari 5,4 dan lebih dari 7,0 serta keadaan hujan. Gejala tanaman yang terserang, kulit umbi kentang menjadi kadas, burik, dan bagian dalam daging menjadi gabus sehingga tidak akan laku dijual.
b. Bakteri.
Bakteri Erwinia carotovora LR Holländ dapat menyebabkan penyakit busuk lunak pada umbi kentang. Bakteri ini dapat menyerang tanaman baik sewaktu di kebun maupun dalam gudang penyimpanan. Tanaman yang terkena penyakit ini umbinya akan busuk berair.
c. Cendawan dan bakteri.
Bakteri Pseudomonas solanacearum maupun cendawan Fusarium oxysporum dapat menyebabkan penyakit layu. Hingga kini penyakit tersebut belum dapat diberantas. Perbedaan gejala penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri dan cendawan hampir tidak jelas. Keduanya menunjukkan tanda tanda layu. Perbedaan yang khas adalah terdapat bagian yang mengalami kelayuan akibat serangan tersebut Tanaman dikatakan sudah terserang penyakit layu bakteri bila kelayuannya terjadi pada semua batang. Bila batangnya dipotong dan dipijit, keluar lendir berwarna susu dan berbau busuk. Lendir pun akan keluar bila batang dimasukkan dalam gelas berisi air putih hingga air putih berubah menjadi keruh. Pada penyakit layu cendawan kelakuannya hanya terjadi pada cabang yang terserang saja. Bila disayat, bagian kayu dan cabang yang terserang terlihat berwarna kecokelat coketatan.
d. Virus.
Jenis-jenis virus yang dapat merusak tanaman kentang ialah virus Potato Virus Leafroll (PVLR), Potato Virus X (PVX), dan Potato Virus (PVY). Virus tersebut hingga kini belum dapat diberantas. Tanaman yang terserang PVRL ini daunnya menggulung teatroin. Tanaman tersebut kurang mampu menghasilkan umbi terutama bila umur tanaman yang terserang kurang dari sebulan. Jika tanaman menghasilkan umbi, umbinya sangat kecil (kriel). Mencegahnya dengan cara menggunakan umbi bibit yang bebas dari virus dan memberantas kutu kutu daun (Myzus persicae). Kutu kutu daun tersebut merupakan hewan vektor virus PVLR sehingga perlu diberantas.
3. Pemanenan
Umumnya tanaman dapat dipanen hasilnya setelah berumur 3-4 bulan. Pemanenan sebaiknya dilakukan dengan cara membongkar guludan seminggu sesudah tanaman mati. Ciri tanaman sudah siap dipanen adalah daun dan ujung batang kering sehingga kulit umbinya kuat. Bila daun dan ujung batang belum kering, kulit umbinya mudah lecet. Luka pada kulit dapat pula disebabkan terkena cangkul atau kored. Oleh karena itu, kentang dipanen dengan hati-hati karena umbi yang terluka mutunya akan turun apalagi bila umbi kentang akan dijadikan bibit.
Tanaman kentang yang baik biasanya dapat menghasilkan 15-30 ton/ha. Produksi kentang di Indonesia sudah dipasarkan dalam negeri juga ke luar negeri, yaitu Singapura dan Malaysia dalam bentuk segar dan keripik.
Comments
Post a Comment